- Back to Home »
- Perancangan Proses Pengawasan »
- Perancangan Proses Pengawasan
Posted by : Febbriyana awalludin bagen
Jumat, 11 Januari 2013
Perancangan
Proses Pengawasan
Wiliam H. Newman
menetapkan prosedure sistem pengawasan dimana dikemukakan 5 jenis pendekatan,
yaitu:
1.
Merumuskan hasil yang di inginkan
Yang dihubungkan
dengan individu yang melaksanakan.
2.
Menetapkan penunjuk hasil
Dengan tujuan untuk mengatasi dan
memperbaiki penyimpangan sebelum kegiatan diselesaikan, yaitu dengan:
• Pengukuran input
• Hasil pada tahap awal
• Gejala yang dihadapi
• Kondisi perubahan yang diasumsikan
• Pengukuran input
• Hasil pada tahap awal
• Gejala yang dihadapi
• Kondisi perubahan yang diasumsikan
3.
Menetapkan standar penunjuk dan hasil
Dihubungkan dengan
kondisi yang dihadapi.
4.
Menetapkan jaringan informasi dan umpan
balik
Dimana komunikasi pengawasan didasarkan
pada prinsip manajemen by excetion yaitu atasan diberi informasi bila terjadi
penyimpangan pada standar.
5.
Menilai informasi dan mengambil
tindakan koreksi
Berdasarkan uraian di
atas, maka dapat diambil satu kesimpulan bahwa proses pengawasan merupakan hal
penting dalam menjalankan kegiatan organisasi, oleh karena itu setiap pimpinan
harus dapat menjalankan fungsi pengawasan sebagai salah satu fungsi manajemen.
Pengawasan yang dilakukan
oleh pimpinan organisasi akan memberikan implikasi terhadap pelaksanaan
rencana, sehingga pelaksanaan rencana akan baik jika pengawasan dilakukan
secara baik, dan tujuan baru dapat diketahui tercapai dengan baik atau tidak
setelah proses pengawasan dilakukan. Dengan demikian peranan pengawasan sangat
menentukan baik buruknya pelaksanaan suatu rencana.
Mengenai pentingnya
pelaksanaan pengawasan untuk mensukseskan rencana, Winardi (2000:172)
mengungkapkan bahwa: “pengawasan berarti membuat sesuatu terjadi, sesuai dengan
apa yang menurut rencana akan terjadi. Perencanaan dan pengawasan boleh
dikatakan tidak dapat kita pisahkan satu sama lain, dan mereka ibarat: kembar
siam dalam bidang manajemen”.