- Back to Home »
- Manajemen laba »
- Manajemen laba
Posted by : Febbriyana awalludin bagen
Kamis, 10 Januari 2013
Manajemen laba
mendefinisikan manajemen laba sebagai, “some ability to increase or
decrease reported net income at will”. Ini berarti bahwa manajemen laba
mencakup usaha manajemen untuk memaksimumkan atau meminimumkan laba, termasuk
perataan laba sesuai dengan keinginan manajer. Scott (2000) dalam Rahmawati
dkk. (2006) membagi cara pemahaman atas manajemen laba menjadi dua
Pengertian Manajemen Laba menurut ahli
1. Pengertian manajemen
laba menurut Schipper (1989) dalam Rahmawati dkk. (2006) yang menyatakan bahwa
manajemen laba merupakan suatu intervensi dengan tujuan tertentu dalam proses
pelaporan keuangan eksternal, untuk memperoleh beberapa keuntungan privat
(sebagai lawan untuk memudahkan operasi yang netral dari proses tersebut).
2. Pengertian
manajemen laba menurut Assih dan Gudono (2000) manajemen labaadalah suatu
proses yang dilakukan dengan sengaja dalam batasan General Addopted Accounting
Principles (GAAP) untuk mengarah pada tingkatan laba yang dilaporkan.
3. Pengertian
manajemen laba menurut Fischer dan Rozenzwig (1995) manajemen labaadalah
tindakan manajer yang menaikkan (menurunkan) laba yang dilaporkan dari unit
yang menjadi tanggung jawabnya yang tidak mempunyai hubungan dengan kenaikan
atau penurunan profitabilitas perusahaan dalam jangka panjang.
4. Pengertian
manajemen laba menurut Healy dan Wallen (1999) manajemen laba terjadi ketika
manajer menggunakan judgement dalam laporan keuangan dan penyusunan transaksi untuk
mengubah laporan keuangan, sehingga menyesatkan stakeholderstentang kinerja
ekonomi perusahaan atau untuk mempengaruhi hasil yang berhubungan dengan
kontrak yang tergantung pada angka akuntansi.
Manajemen laba adalah campur tangan dalam proses pelaporan keuangan
eksternal dengan tujuan untuk menguntungkan diri sendiri. Manajemen laba adalah
salah satu faktor yang dapat mengurangi kredibilitas laporan keuangan,
manajemen laba menambah bias dalam laporan keuangan dan dapat mengganggu
pemakai laporan keuangan yang mempercayai angka laba hasil rekayasa tersebut
sebagai angka laba tanpa rekayasa